Ada seseorang yang mengalami waswas yang tak terkendali, apa nasihat Anda untuknya? Semoga Allah menjaga Anda.
Waswas adalah salah satu jalan masuk Iblis. Pada dasarnya, munculnya waswas merupakan tanda kesalehan seorang hamba, dan tanda kebersihan hatinya. Karena, jika setan melihat seorang hamba itu saleh, dan setan tidak mampu menyesatkannya lewat perbuatan dosa, maka ia beralih membisikkan waswas.
Oleh sebab itu, saat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika diceritakan tentang hal ini, Nabi bersabda, “Segala puji bagi Allah yang mengembalikan tipu dayanya setan hanya menjadi waswas.” (HR. Abu Daud).
Setan tidak mampu menguasai kita, sehingga hanya datang dengan waswas.
Nabi juga bersabda, “Itu adalah tanda keimanan yang nyata.” (HR. Muslim).
Inilah hakikat waswas: jika seseorang mengalaminya, itu tanda adanya iman dan kesalehan. Namun, itu bukan berarti kita memuji orang-orang yang terkena waswas. Sebab, menuruti waswas adalah perkara buruk, yang harus dihindari.
Orang yang terkena waswas terbagi menjadi dua kelompok:
Kelompok pertama: orang yang tidak dikuasai oleh waswas. Waswas hanya datang dan pergi, tidak menetap. [OBAT PERTAMA]
Jenis ini diobati dengan memperbanyak isti‘ādzah. Yaitu memohon perlindungan kepada Allah dan meludah ringan ke arah kiri. [OBAT KEDUA]Juga dengan membaca Al-Qur’an, [OBAT KETIGA]
dan membaca hadis-hadis Nabi.
Kelompok kedua: orang yang sangat sering didatangi waswas hingga benar-benar dikuasainya. Jenis ini tidak bisa disembuhkan dengan melakukan suatu amalan tertentu. Karena setiap kali ia melakukan sesuatu, waswasnya justru makin parah. Bahkan saat membaca Al-Qur’an pun, waswasnya semakin menjadi-jadi. Lalu bagaimana cara mengobatinya? [OBAT KEEMPAT]
Para ulama fikih mengatakan: obatnya adalah dengan berpaling sepenuhnya dari waswas. Apa maksud dari berpaling sepenuhnya? [KAIDAH PENTING PADA OBAT KEEMPAT] Artinya, tidak menanggapi waswas dengan melakukan atau meninggalkan suatu perbuatan. Jika setan membisikkan waswas padamu, anggap saja setan itu seperti orang gila yang berbicara di belakangmu. Kamu benar-benar yakin bahwa itu tidak akan membahayakanmu. Jangan lakukan apa pun karenanya, dan jangan tinggalkan apa pun karena itu.
Sebagian orang, ketika didatangi waswas, ia membuka Al-Qur’an untuk membacanya. Lalu iblis semakin gencar menggodanya hingga membisikkan waswas dalam bacaannya. Atau ia sedang shalat, dan iblis pun membisikkan waswas dalam shalatnya. Jangan pula tinggalkan suatu ibadah karena terganggu waswas. Jika kamu membaca Al-Qur’an dan setan terus membisikkan waswas, jangan tinggalkan bacaannya. Lanjutkan saja! Berhentilah membaca Al-Qur’an hanya jika memang ingin berhenti. Adapun jika kamu berhenti karena waswas, maka jangan berhenti!
[OBAT KELIMA] Jika kamu lakukan ini dan bersabar, ketahuilah bahwa masalah ini butuh kesabaran. Karena iblis datang membisikkan waswas seakan-akan dia memberi nasihat dengan tampak penuh kepedulian. Dalam shalat, setan membisikkan, “Ini adalah shalat… dan shalat adalah penghubung antara hamba dengan Rabb-nya Maka, jika shalatmu batal, apa yang tersisa bagimu?” “Hati-hati! Ayo keluar, ulangi wudhu lagi!” Akhirnya iblis merusak shalatnya. Padahal iblis bukanlah pemberi nasihat, tapi dia adalah iblis. Masalah ini memerlukan kesabaran, maka bersabarlah!
Ketika berwudhu, lalu datang bisikan waswas, teruskan berwudhu, setelah itu pergilah! Jika iblis berkata, “Masih ada yang belum kamu basuh,” jawablah: “Sudah selesai!” Jangan hiraukan dia! Pergi dan shalatlah! Demi Allah, tidak akan membahayakanmu. Demi Allah, tidak akan merugikanmu sedikit pun.
Ketika kamu membaca Al-Qur’an, lalu iblis membisikkan waswas. Lanjutkan bacaanmu dan tinggalkan dia! Teruskan bacaanmu! Demi Allah, itu tidak akan membahayakanmu. Bahkan sebaliknya, kamu akan mendapat pahala. Karena kamu sedang berjihad melawan iblis. Sampai akhirnya iblis putus asa menggodamu, lalu ia meninggalkan pintu waswas ini dan mencari pintu lain untuk menggodamu.
Maka saudara-saudara, seperti saudara kita ini yang mengalami waswas yang tidak terkendali, yaitu waswas telah menguasainya sepenuhnya, maka satu-satunya obat baginya adalah berpaling sepenuhnya dari waswas. Adapun maksud berpaling sepenuhnya adalah meyakini bahwa waswas itu tidak membahayakannya.
[OBAT KEENAM]
Meyakini pula bahwa Allah Maha Pengasih, dan Allah tidak mungkin mengazab hamba-Nya karena perkara seperti ini.
[OBAT KETUJUH]
Meyakini pula bahwa waswas bukan bagian dari agama. Allah berfirman, “Dan Allah tidak menjadikan untuk kalian kesempitan dalam agama.” (QS. Al-Hajj: 78) Bagaimana mungkin seseorang berwudhu sampai 70 kali dianggap bagian dari agama? Itu tidak mungkin berasal dari ajaran agama. Ketahuilah hal ini, yakinilah… selesai. Lakukan seperti yang dilakukan oleh orang-orang pada umumnya, dan berpalinglah dari waswas.
Teruskan apa yang sedang kamu kerjakan, jangan berhenti karena waswas. Jangan pula melakukan sesuatu karena dorongan waswas. Demi Allah, atas izin Allah, ia akan sembuh. Kami telah membuktikannya.
Demi Allah, wahai saudara-saudara, pernah ada seorang lelaki datang kepadaku, yang dibisikkan waswas oleh setan bahwa ia telah mentalak istrinya. Jika ia mengantar istrinya ke rumah keluarganya dan berkata, “Pergilah ke keluargamu,” Lalu iblis datang dan berkata, “Kamu telah mentalaknya.” Ia sering meneleponku, bahkan terkadang jam 2 atau jam 3 dini hari. Ia berkata, “Syaikh, sekarang istriku di sampingku, di atas ranjang…apakah dia masih istriku atau sudah aku talak?” Awalnya kami katakan, “Sibukkan dirimu dengan zikir kepada Allah…agar kamu bisa terlepas dari waswas ini.” Maka ia mulai berzikir, tapi iblis tetap mendatanginya. Saat ia berkata “Subhanallah”, iblis berkata, “Kamu sedang menyiratkan talak.” Saat ia berkata “Allahu Akbar”, iblis berkata, “Itu maksudnya talak, dan ini menyangkut kehormatan istrimu.” Ketika kami melihat keadaannya makin parah, kami nasihati agar ia berpaling dari waswas. Ia pun berpaling sejenak, lalu kambuh lagi. Kadang ia datang ke rumahku, dan aku mengusirnya. Karena selama ia merasa ada orang yang bisa menenangkannya, maka ia akan terus terjebak dalam waswas.
Namun kami ajarkan kepadanya kaidah tersebut, dan setelah beberapa waktu – segala puji dan karunia hanya milik Allah – hidupnya pun membaik. Waswas itu hilang sepenuhnya, karena ia konsisten menerapkan kaidah tersebut. Aku juga mengenal banyak orang lain, di antara mereka ada yang terkena waswas lebih dari 20 tahun. Lalu ia datang kepada kami, dan kami bimbing dengan sabar. Akhirnya Allah menyembuhkannya dengan metode ini. Maka nasihatku kepada saudara kita ini: lakukan apa yang telah aku jelaskan. Allah-lah yang Maha Mengetahui.
====
رَجُلٌ أَصَابَهُ وَسْوَاسٌ قَهْرِيٌّ فَمَا نَصِيْحَتُكُمْ حَفِظَكُمُ اللَّهُ ؟
طَرِيْقٌ مِنْ طُرُقِ إِبْلِيسَ وَأَصْلُ الْوِسْوَاسِ دَلِيْلٌ عَلَى صَلَاحِ الْعَبْدِ وَعَلَى سَلَامَةِ الْقَلْبِ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ إِذَا رَأَى أَنَّ الْعَبْدَ صَالِحٌ وَأَنَّهُ لَا يَسْتَطِيعُ أَنْ يُغْوِيَهُ بِالْأَفْعَالِ قَامَ يُوَسْوِسُ لَهُ
وَلِذَلِكَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا ذُكِرَ لَهُ ذَلِكَ قَالَ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي رَدَّ كَيْدَهُ إِلَى الْوَسْوَسَةِ
مَا قَدِرَ عَلَيْنَا فَجَاءَ بِالْوِسْوَاسِ
وَقَالَ ذَاكَ صَرِيحُ الْإِيْمَانِ
هَذَا أَصْلُ الْوِسْوَاسِ يَعْنِي إِذَا وَقَعَ الْوِسْوَاسُ فَهَذَا دَلِيلٌ عَلَى هَذَا وَلَكِنَّ هَذَا لَا يَعْنِي أَنْ نُثْنِيَ عَلَى الْمُوَسْوَسِيْنَ فَإِنَّ الِاسْتِجَابَةَ لِلْوِسْوَاسِ شَرٌّ يَجِبُ اجْتِنَابُهَا
وَمَنْ جَاءَهُ الْوِسْوَاسُ هُوَ عَلَى نَوْعَيْنِ
النَّوْعُ الْأَوَّلُ أَنْ لَا يَكُونَ الْوِسْوَاسُ غَالِباً عَلَيْهِ لَا يَكُونُ الْوَسْوَاسُ غَالِباً عَلَيْهِ وَإِنَّمَا يَأْتِيْهِ وَيَذْهَبُ وَهَذَا يُعَالَجُ بِكَثْرَةِ الِاسْتِعَاذَةِ فَيَسْتَعِيذَ بِاللَّهِ مِنْهُ وَيَتْفُلَ عَنْ يَسَارِهِ وَيَقْرَأَ الْقُرْآنَ وَيَقْرَأَ الْأَحَادِيثَ
وَالنَّوْعُ الثَّانِي أَنْ يَكْثُرَ عَلَى الْإِنْسَانِ حَتَّى يَغْلِبَ عَلَيْهِ وَهَذَا لَا يَصْلُحُ عِلَاجُهُ بِفِعْلٍ مِنَ الْأَفْعَالِ لِأَنَّهُ كُلَّمَا فَعَلَ كُلَّمَا ازْدَادَ فِي الْوِسْوَاسِ حَتَّى لَوْ قَرَأَ الْقُرْآنَ يَزْدَادُ فِي الْوِسْوَاسِ فَكَيْفَ يَكُونُ عِلَاجُهُ ؟ يَقُولُ الْفُقَهَاءُ عِلَاجُهُ بِالْإِعْرَاضِ التَّامِّ مَا مَعْنَى الْإِعْرَاضِ التَّامِّ ؟ أَلَّا تُرَتِّبَ عَلَيْهِ فِعْلاً وَلَا تَرْكاً حَتَّى لَوْ جَاءَكَ اعْتَبِرْهُ كَمَجْنُوْنٍ يَتَكَلَّمُ مِنْ وَرَائِكَ وَأَنْتَ عَلَى يَقِينٍ أَنَّهُ لَا يَضُرُّكَ وَلَا تَفْعَلْ شَيْئاً مِنْ أَجْلِهِ وَلَا تَتْرُكْ شَيْئاً مِنْ أَجْلِهِ
بَعْضُ النَّاسِ إِذَا جَاءَهُ الْوِسْوَاسُ فَتَحَ الْقُرْآنَ لِيَقْرَأَهُ فَيَطْمَعُ فِيهِ إِبْلِيسُ فَيُوَسْوِسُ لَهُ فِي الْقُرْآنِ يَقُومُ يُصَلِّي فَيُوَسْوِسُ لَهُ فِي الصَّلَاةِ وَلَا تَتْرُكْ شَيْئاً مِنْ أَجْلِهِ إِذَا كُنْتَ تَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَجَاءَكَ الشَّيْطَانُ يُوَسْوِسُ لَكَ يُوَسْوِسُ لَكَ لَا تَتْرُكِ الْقِرَاءَةَ اسْتَمِرَّ اُتْرُكْهَا إِذَا أَرَدْتَ أَنْ تَتْرُكَ الْقِرَاءَةَ أَمَّا مِنْ أَجْلِ الْوِسْوَاسِ فَلَا تَتْرُكْ
إِذَا فَعَلْتَ هَذَا وَصَبَرْتَ اِعْرِفْ أَنَّ المَسْأَلَةَ تَحْتَاجُ إِلَى صَبْرٍ لِأَنَّ إِبْلِيسَ يَأْتِي لِلْمُوَسْوَسِ بِصِفَةِ النَّاصِحِ الْمُشْفِقِ فِي الصَّلَاةِ هَذِهِ الصَّلَاةُ وَالصَّلَاةُ صِلَةٌ بَيْنَ الْعَبْدِ وَرَبِّهِ وَإِذَا بَطَلَتْ صَلَاتُكَ مَاذَا بَقِيَ لَكَ ؟ انْتَبِهْ اُخْرُجْ اذْهَبْ تَوَضَّأْ حَتَّى يُفْسِدَ عَلَيْهِ صَلَاتَهُ وَلَيْسَ بِنَاصِحٍ وَلَكِنَّهُ إِبْلِيسُ فَيَحْتَاجُ إِلَى صَبْرٍ اصْبِرْ
فِي الْوُضُوءِ يَأْتِيكَ الْوِسْوَاسُ تَوَضَّأْ وَانْصَرِفْ يَأْتِيكَ إِبْلِيسُ يَقُولُ بَاقِي شَيْءٌ يَقُولُ مَا لَك شَيْءٌ لَا تَلْتَفِتْ إِلَيْهِ وَاذْهَبْ وَصَلِّ وَاللّهِ لَنْ يَضُرَّكَ وَاللّهِ لَنْ يَضُرَّكَ
تَقْرَأُ الْقُرْآنَ جَاءَكَ إِبْلِيسُ يُوَسْوِسُ اسْتَمِرَّ اُتْرُكْهُ اسْتَمِرَّ اقْرَأْ وَاللّهِ لَنْ يَضُرَّكَ بَلْ سَتُثَابُ لِأَنَّكَ تُجَاهِدُ إِبْلِيسَ ثُمَّ يَيْأَسُ مِنْكَ إِبْلِيسُ فَيَتْرُكَ فِي هَذَا الْبَابِ وَيَبْحَثَ عَنْ بَابٍ آخَرَ
إِذَنْ يَا إِخْوَةُ مِثْلُ هَذَا الْأَخِ الَّذِي يُقَالُ إِنَّ عِنْدَهُ وِسْوَاسٌ قَهْرِيٌّ يَعْنِي أَنَّ الْوِسْوَاسَ غَالِبٌ عَلَيْهِ الْعِلَاجُ الْوَحِيدُ لَهُ الْإِعْرَاضُ التَّامُّ وَمَعْنَى الْإِعْرَاضِ التَّامِّ أَنْ يُوقِنَ أَنَّهُ لَا يَضُرُّهُ
وَأَنَّ اللَّهَ رَحِيمٌ وَأَنَّ اللَّهَ لَا يُمْكِنُ أَنْ يُعَذِّبَ عِبَادَهُ بِهَذَا
وَأَنَّ هَذَا لَيْسَ مِنَ الدَّيْنِ اللَّهُ يَقُولُ وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي الدِّينِ مِنْ حَرَجٍ كَيْفَ يَكُونُ إِنْسَانٌ يَتَوَضَّأُ سَبْعِينَ مَرَّةً يَكُونُ مِنَ الدَّيْنِ ؟ مِنَ الْمُحَالِ أَنْ يَكُونَ مِنَ الدَّيْنِ فَتَعْلَمُ هَذَا وَتُوْقِنُ وَخَلَاصٌ تَفْعَلُ مَا يَفْعَلُهُ النَّاسُ وَتُعْرِضُ
وَتَسْتَمِرُّ فِي فِعْلِكَ لَا تَقْطَعْهُ مِنْ أَجْلِ الْوِسْوَاسِ وَلاَ تَفْعَلْ شَيْئاً مِنْ أَجْلِ الْوِسْوَاسِ وَاللَّهِ بِإِذْنِ اللَّهِ يُشْفَى وَقَد جَرَّبْنَا هَذَا
وَاللّهِ يَا إِخْوَةُ جَاءَنِي رَجُلٌ يُوَسْوِسُ لَهُ الشَّيْطَانُ فِي امْرَأَتِهِ أَنَّه يُطَلِّقُهَا وَإِذَا ذَهَبَ بِهَا إِلَى أَهْلِهَا وَقَالَ اذْهَبْ إِلَى أَهْلِكَ يَأْتِيهِ إِبْلِيسُ يَقُولُ طَلَّقْتَهَا كَانَ يَتَّصِلُ بِي أَحْيَاناً السَّاعَةَ الثَّانِيَةَ مِنَ اللَّيْلِ وَالثَّالِثَةَ مِنْ اللَّيْلِ يَقُولُ يَا شَيْخُ الْآنَ هِيَ بِجِوَارِي عَلَى السَّرِيرِ هِيَ امْرَأَتِي وَلَا طَلَّقْتُهَا قُلْنَا لَهُ فِي بِدَايَةِ الأَمْرِ اشْتَغِلْ بِذِكْرِ اللَّهِ حَتَّى تَنْصَرِفَ عَنْ هَذَا الْأَمْرِ فَبَدَأَ يَشْتَغِلُ بِذِكْرِ اللَّهِ فَأَصْبَحَ إِبْلِيسُ يَأْتِيهِ إِذَا قَالَ سُبْحَانَ اللَّهِ قَالَ لَا أَنْتَ تُكَنِّي عَنِ الطَّلَاقِ إِذَا قَالَ اللَّهُ أَكْبَرُ قَالَ أَنْتَ تُكَنِّي عَنِ الطَّلَاقِ وَهَذَا عِرْضٌ لَمَّا رَأَيْنَا أَنَّ الْأَمْرَ مُشْتَدٌّ بِهِ أَوْصَيْنَاهُ بِالْإِعْرَاضِ فَكَانَ يُعْرِضُ فَتْرَةً ثُمَّ يَعُودُ فَكَانَ يَأْتِي إِلَى بَيْتِي أَحْيَاناً فَأَطْرُدُهُ مِنَ الْبَيْتِ لِأَنَّهُ مَا دَامَ يَعْرِفُ أَنَّ هُنَاكَ مَنْ يُرِيْحُهُ سَيَسْتَمِرُّ مَعَ الْوِسْوَاسِ
وَلَكِن أَعْطَيْنَاهُ الْقَاعِدَةَ بَعْدَ الْفَتْرَةِ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ وَالْمِنَّةُ اسْتَقَامَتْ حَيَاتُهُ وَذَهَبَ هَذَا عَنْهُ بِالْكُلِّيَّةِ لِأَنَّهُ ثَبَتَ عَلَى هَذِهِ الْقَاعِدَةِ وَأَعْرِفُ أَشْخَاصاً كَثِيرِيْنَ مِنْهُمْ مَنْ كَانَ مَعَهُ الْوِسْوَاسُ أَكْثَرُ مِنْ عِشْرِينَ سَنَةً وَجَاءَنَا وَوَجَّهْنَاهُ وَصَبَرْنَا مَعَهُ شَيْئاً ثُمَّ شَفَاهُ اللَّهُ بِهَذِهِ الطَّرِيقَةِ فَنَصِيْحَتِي لِلْأَخِ أَنْ يَفْعَلَ مَا ذَكَرْتُ وَاللَّهُ تَعَالَى أَعْلَمُ